Oleh: Arnold Japutra Ketika membaca sebuah artikel di kolom opini yang berjudul “Hantu Scopus” (Kompas, 21/2) dan sebuah artikel di tempo.co yang berjudul “Para Dosen Malas, Kemenristekdikti: Penelitian Kita Minim se-ASEAN”, saya tergelitik untuk menulis artikel ini dikarenakan banyaknya miskonsepsi dari…
Category: Opini
Oleh: Hendra Hermawan, Ph.D. Editorial Board Member di Scientific Reports (Nature) dan Journal of Orthopaedic Translation (Elsevier) Kembali kepada tujuan ilmu pengetahuan yang harus disebarkan, tenyata kebanyakan paper dan jurnal hanya bisa diakses dengan cara membeli satuan atau berlangganan kepada publisher atau penyedia database: Scopus,…
Oleh: Dr. Bambang Sumintono Dosen Institute of Educational Leadership, Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Menarik biasanya kalau menceritakan dunia jurnal abal-abal alias jurnal bodong. Walaupun sudah banyak info beredar dan peringatan diberitahu bahkan ‘ancaman’ diberikan, ternyata ‘pasar’ jurnal abal-abal tidak…
Oleh: Hendra Hermawan, Ph.D. Editorial Board Member di Scientific Reports (Nature) dan Journal of Orthopaedic Translation (Elsevier) Jurnal yang bagus bisa terindikasi dari: tingginya impact factor (IF) dan peringkatnya (Quartile, Q1-Q4), atau indeksasi database-nya (Scopus, Web of Science, dll). Lalu dapat dilihat juga dari siapa Editor-in-chief-nya, editorial board…
Oleh: Hendra Hermawan, Ph.D. Editorial Board Member di Scientific Reports (Nature) dan Journal of Orthopaedic Translation (Elsevier) Mengapa harus publikasi? Karena hasil riset adalah ilmu pengetahuan dan kebaikan yang harus disebarluaskan. Publikasi (internasional) juga menjadi cara para akademisi dan peneliti untuk ikut mengharumkan nama…
Oleh: Anindito Aditomo Dosen Universitas Surabaya Cara mengenali jurnal predator alias abal-abal paling gampang tentu dengan menengok daftar hitam yang ada di blog Scholarly Open Access milik Dr. Jeffrey Beall (https://scholarlyoa.com). Blog ini tersebut memuat daftar penerbit dan judul jurnal yang…
Oleh: Anindito Aditomo, M.Phil., Ph.D. Dosen Universitas Surabaya Urusan memilih jurnal yang cocok sebagai wahana publikasi ini ternyata tidak sederhana. Yang membuatnya pelik bukan hanya pilihan yang semakin banyak, tapi juga adanya jurnal-jurnal “predator” yang semakin pintar menipu para akademisi yang (dibuat)…